Materi Pengayaan: Cuci Darah (Hemodialisis) dan Transpalansi Ginjal

Ketika kamu membaca atau mendengar istilah cuci darah apa yang kamu pikirkan ? Ketika seseorang melakukan cuci darah kira-kira organ apa yang mengalami gangguan? Bagaimanakah proses dari cuci darah itu sendiri? Agar kamu paham, simak uraian berikut ini!

Setiap orang umumnya mempunyai sepasang ginjal, kiri dan kanan. Bentuknya seperti kacang polong dengan ukuran panjang sekitar 10 cm, lebar 5,5 cm, tebal 3 cm, dengan berat sekitar 150 gr. Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain ureum, asam urat, dll. Hasil saringan kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk air seni, sedangkan darah yang telah bersih dikembalikan ke pembuluh darah besar untuk beredar kembali ke seluruh tubuh. Dalam sehari ginjal harus menyaring sekitar 170 liter darah.

 Jika dengan suatu sebab, ginjal tidak dapat berfungsi maka harus dicarikan suatu terapi pengganti, artinya menggantikan pekerjaan ginjal yang tidak berfungsi lagi. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan sampah metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni tubuh, sesak napas karena penimbunan cairan, gangguan asam-basa di dalam darah ataupun karena gangguan elektrolit, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Untuk mengatasi keadaan ini ada beberapa alternative yang ditawarkan yakni hemodialisis dan transplatasi ginjal.

Hemodialisis (cuci darah) berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari terapi penggganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses difusi dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh dengan menggunakan mesin.

Pada proses hemodialisis, darah dari pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut dializer. Setelah itu, darah yang telah bersih dikembalikan ke tubuh. Di dalam dializer, darah akan melewati membran yang berfungsi sebagai saringan. Sampah hasil penyaringan akan dimasukkan ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat. Selanjutnya, dialisat yang telah tercampur dengan sampah hasil penyaringan akan dipompa keluar, kemudian diganti dengan larutan dialisat yang baru.

Gambar Mekanisme Cuci Darah


Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10% kapasitas ginjal normal. Selain itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), dan udara dalam pembuluh darah (emboli).

Pada gagal ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam. Selama ginjal tidak berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor. Tetapi, proses
pencangkokan ginjal sangat rumit dan membutuhkan biaya besar.

Hemodialisis dapat dikerjakan untuk awal pada penderita gagal ginjal. Walaupun cuci darah menyelamatkan nyawa dan memperbaiki kualitas hidup pasien, namun upaya ini tidak bisa memulihkan pasien kembali normal seperti sedia kala. Selain itu biaya untuk melakukan cuci darah
juga lumayan mahal.

Gagal ginjal merupakan lanjutan dari penyakit ginjal menahun. Jumlah pasien dengan penyakit ginjal menahun banyak sekali, ratusan ribu di seluruh Indonesia. Masalahnya, pasien penyakit ginjal menahun yang belum masuk tahap gagal ginjal akan sukit untuk diketahui. Jadi, tantangan pemerintah adalah melaksanakan program yang efektif untuk mencegah pasien penyakit ginjal menahun agar tidak memburuk, agar tidak progresif menjadi tahap gagal ginjal menahun yang memerlukan cuci darah.

Proses kerusakan ginjal biasanya makan waktu sepuluh tahun atau lebih. Ada beberapa penyakit yang paling sering menyebabkan kerusakan ginjal progresif, yaitu kencing manis (diabetes) dan tekanan darah tinggi. Beberapa penyakit lain yang kemudian bisa berlanjut ke gagal ginjal antara lain adalah penyakit batu ginjal, infeksi ginjal, glomerulonefritis.

Namun untuk yang sudah telanjur gagal ginjal, yang sedang menjalani cuci darah, maka perlu dilanjutkan secara teratur, karena mutlak diperlukan untuk menggantikan fungsi ginjal dan bermanfaat untuk bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.

Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal berarti ginjal dipindahkan dari donor ke resipien. Transplantasi ginjal merupakan pilihan ideal untuk pengobatan gagal ginjal. Organ ginjal yang ditransplantasikan dapat berasal dari donor jenazah) atau dari donor hidup.

Di Indonesia transplantasi ginjal pertama dilaksanakan pada tahun 1977 oleh dr. Sidabutar dkk. Umur termuda yang pernah mengalami transplantasi ginjal di Indonesia ialah umur 14 tahun. Di negara maju, transplantasi ginjal pada anak dapat dilakukan sejak neonatus sampai umur 20 tahun. Ketahanan ginjal donor hidup (living donor grafts) adalah 87% untuk 1 tahun pertama dan 68% untuk 5 tahun pertama. Sedangkan untuk donor cadaver (cadaveric grafts) masing 72% dan 50%.

 Sumber: Buku Guru IPA Kurikulum 2013 Kelas VIII

Soal Tes Sistem Ekskrei Pada Manusia

Untuk menguji kemampuan kamu, kerjakan kuis sistem ekskresi pada manusia berikut ini. Tuliskan nama dan alamat email kamu sebelum menjawab soal-soal. Kerjakan dengan benar, periksa kembali jawabanmu. Jika sudah merasa yakin, kirim jawabanmu.





Video Pembelajaran Sistem Ekskresi Pada Manusia

Untuk lebih memahami pembelajaran Sistem Ekskresi Pada Manusia, silahkan simak penjelasan pada video pembelajaran berikut.

Selamat belajar. Pertanyaan dan komentar silahkan bisi kirim form komentar. 

Materi Penting Tentang Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme, zat sisa metabolisme ini bersifat beracun bagi tubuh jika zat sisa tidak dikeluarkan, secara terus menerus akan merusak berbagai organ dalam tubuh. Organ-organ ekskresi dalam tubuh manusia berupa organ paru-paru yang mengeluarkan zat sisa CO2, ginjal yang akan mengekskresikan urin, kulit yang akan mengekskresikan keringat dan hati yang akan mengeluarkan bilirubin yang merupakan bahan sisa dari pemecahan sel darah merah yang sudah tua.



Proses pembentukan urin di dalam ginjal melalui tiga tahap yaitu 1) Filtrasi atau penyaringan yang terjadi di dalam glomerolus, sehingga terbentuk urin primer yang mengandung urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti Na, K, Ca, dan Cl. Pada proses ini darah dan protein akan tetap tertinggal pada glomerolus. 2) Reabsobsi atau penyerapan kembali yang terjadi di dalam Tubulus Kontortus Proksimal. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh , zat yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino, dan ion-ion organik.

Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. 3) Augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal dan juga disaluran pengumpul. Pada bagian ini juga masih ada proses penyerapan ion natrium, clor serta urea. Cairan yang dihasilkan sudah keluar berupa urin sesungguhnya yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.Urin yang terbentuk dan terkumpul akan dibuang melalui ureter, kandung kemih dan uretra. Urin akan masuk kedalam kandung kemih yang merupakan tempat menyimpan urin sementara. Kemudian urin dikeluarkan melewati uretra yang kemudian
dikeluarkan.

Pertukaran gas terjadi di dalam alveolusparu-paru, oksigen di udara yang memasuki alveoli akan berdifusi dengan cepat melintasi epitelium kedalam kumpulan kapiler yang mengelilingi alveoli, karbondioksida akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya. Darah pada alveolus akan mengikat oksigen dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam jaringan, darah mengikat karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.

Hati berperan dalam merombak sel darah merah yang telah tua dan rusak, perombakan dilakukan oleh sel-sel hati yang disebut dengan sel histosit yang dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin. Zat besi diambil dan di simpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang.

Globin digunakan untuk metabolisme protein yang nantinya dipakai untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu berwarna hijau kebiruan yang disebut dengan bilirubin dan biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi
urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memberi warna pada feses dan urin. Hati juga berfungsi menguraikan asam amino dan dari penguraiannya akan menghasilkan zat sisa urea yang bersifat racun bagi tubuh kita, urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.

Kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel. Lapisan atas yang disebut dengan lapisan tanduk tidak terdapat pembuluh darah, serabut saraf dan lapisan malpihi. Pada lapisan Dermis terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah dan limfa, indera, kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdapat pada kulit, berbentuk pembuluh yang panjang dari lapisan malpighi masuk ke bagian dermis. Kapiler darah, kelenjar keringat akan menyerap air dengan larutan NaCl dan sedikit urea. Air beserta larutannya akan dikeluarkan menuju pori-pori kulit.

Kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi adalah nefritis,
albuminaria, batu ginjal, hematuria, diabetes melitus, diabetes insipidus,
biang keringat dan penyakit kuning.

Pola hidup yang bisa diterapkan dalam menjaga kesehatan sistem ekskresi yaitu menjaga pola makan dan minum, menghindari merokok, menghindari minum-minumal alkohol dan kafein dan berolahraga dengan rutin.

Sumber: Buku Guru Kelas VIII SMP

Tujuan Pembelajaran Sistem Ekskresi

Pada kurikulum 2013, pembelajaran materi sistem ekskresi disampaikan di kelas VIII (8) semester 2 pada Bab VIII. Setelah mempelajari materi Sistem Ekskresi ini, peserta didik diharapkan
dapat melakukan hal-hal berikut:

  1. Mendeskripsikan fungsi sistem ekskresi bagi manusia.
  2. Mengidentifikasi organ-organ yang berperan dalam sistem eskresi.
  3. Menjelaskan hubungan struktur dan fungsi pada organ ginjal.
  4. Menjelaskan hubungan struktur dan fungsi pada organ paru-paru.
  5. Menjelaskan hubungan struktur dan fungsi pada organ hati.
  6. Menjelaskan hubungan struktur dan fungsi pada organ kulit.
  7. Mengidentifikasi kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi.
  8. Menyebutkan berbagai pola hidup untuk menjaga kesehatan sistem ekskresi.
Secara singkat materi sistem ekskresi dapat dilihat pada peta konsep berikut ini. 


Tahukah Kamu Apa itu IPA?

Tahukah kamu apa itu IPA? IPA merupakan sebuah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. IPA termasuk kepada ilmu sains. Dalam istilah lain IPA disebut juga Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science) yang istilah ini digunakan merujuk pada rumpun ilmu di mana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun. Orang yang menekuni bidang ilmu pengetahuan alam disebut sebagai Saintis. (Lihat Wikipedia).




Belajar Sepanjang Hayat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh...



Belajar sepanjang hayat. Pepatah mengatakan, "belajarlah walau ke negeri cina...". Pelajar Smart tak akan lelah untuk terus belajar dan belajar. Kenapa harus belajar? Karena dengan belajar, yang tadinya kita tidak tahu menjadi tahu. Yang tadinya kita tidak paham menjadi paham. Yang tadinya tidak berilmu menjadi berilmu. Belajar tiada henti hingga mendapat cahaya yang menerangi kehidupan kita.

Kami ucapkan selamat datang bagi para pelajar smart di Media Pembelajaran "My Smart Study Club". Melalui halaman blog ini, kamu dapat mencari referensi sumber belajar beberapa materi pembelajaran di sekolah kamu.

Semoga, blog media pembelajaran ini bermanfaat bagi siapa pun. Saran dan komentar sangat kami nantikan. Terimakasih.

Selamat belajar, semangat untuk sukses.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh.